PROFESI BIDAN ITU SEPERTI LAMPU?
Tanggal 5 Mei,2013 adalah Hari Bidan Sedunia. Dirayakan di seluruh dunia. Penduduk dunia diingatkan,bahwa tidak hanya kaum wanita yang patut menghargai jasa para bidan,tetapi juga kaum pria. Karena ketika bayi lahir, bidan tidak memilah milah ,apakah bayi yang dilahirkan laki laki atau perempuan. Semuanya dibantu,agar selamat lahir kedunia ini. Jadi anda,saya,kita semuanya,pria atau wanita,diajak untuk menghargai profesi bidan.
Tiap hari kurang lebih 350 bayi lahir di dunia. Di Indonesia,menurut Menko Kesra Agung Laksono, 10.000 bayi lahir setiap harinya. Pada saat saat seperti inilah peran seorang bidan diperlukan. Tidak menjadi masalah ,istilah apa yang diberikan: dukun beranak,bidan kampung ataupun bidan berijazah, itu hanya masalah predikat secara tehnis saja. Mereka semua mereka berjasa untuk membantu kelahiran bayi. Hal inilah yang mungkin selama ini kurang mendapat perhatian,karena telah terbentuk paradigma yang keliru,bahwa hanya wanita yang patut berterima kasih kepada para Bidan. Kita bersyukur dan bergembira,bahwa Indonesia ikut memperingati
Hari Bidan Sedunia dengan beragam acara.Dimulai dengan acara mengantarkan bingkisan ,sebagai tanda apresiasi kepada para bidan,hingga penyelengaraan berbagai seminar.
BIDAN DI AUSTRALIA
Di Australia, International Midwives Day ,di peringati dengan dipersiapkannya pemberian penghargaan kepada bidan bidan yang dinilai berdedikasi dan berprestasi terbaik. Semua kegiatan ini dipusatkan di ibu kota Australia,yaitu Canberra. Di sini,cukup banyak bidan bidan yang berpengalaman ,berasal dari negara lain. Termasuk dari Indonesia. Mengapa? Karena gajinya dan fasilitas yang jauh lebih baik ,dibandingkan dari yang mereka peroleh dinegara asalnya. Boleh saya orang memberi stempel:” tidak berjiwa nasional”,tetapi disisi lain,setiap orang berhak mendapatkan kehidupan yang lebih baik,untuk dirinya dan keluarganya.
Kemarin pagi,dimulai jam10.00 pagi waktu New Zealand,telah diselenggarakan konferensi bidan online. Setiap bidan yang berdomisili di Australia dan Nrw Zealand ,dapat mengikuti konferensi ini,setiap jam. Karena dibuka selama 24 jam. Tujuan konferensi online ini adalah untuk mempermudah dan menghindarkan pengeluaran dana dan waktu untuk menghadiri secara phisik. Mungkin hal ini bisa dijadikan masukan untuk pemerintah kita,siapa tahu konferensi online ini bisa direalisasi di tanah air kita. Kalau mengenai tenaga ahli,kita toh punya banyak ahli di bidang ini.
ANTARA BIDAN RUMAH SAKIT DAN BIDAN YANG MELAYANI PESALINAN DIRUMAH
Bertepatan kemarin,saya dan istri ,diajak putri kami untuk menengok temannya yang baru melahirkan di Wollongong Hospital. Ini adalah Rumah Sakit Umum (Public Hospital).Menginjakkan kaki di sini,tidak terasa seperti masuk kerumah sakit. Karena semuanya bersih dan apik. Para perawat dan bidan,tidak memakai pakaian putih putih seperti di tanah air kita .
Kami naik lift ,karena teman puteri kami melahirkan di lantai pertama. Keluar dari lift,kami disambut dengan lampu yang terang benderang,karena sudah jam 7 malam.
Di kamar 1D,kami masuk . Ruangannya bersih . Disamping wanita muda yang baru melahirkan ,kelihatan terlelap bayinya dengan damai.
Bagi penduduk Australia, melahirkan disini gratis. Dari sejak masuk,hingga melahirkan. Termasuk sarapan pagi,makan siang dan makan malam. Yang uniknya, ibu ibu yang akan atau yang baru melahirkan,akan disodorkan menu makanan untuk keesokan harinya. Mereka boleh memilih,menu mana yang disukai. Persis seperti di hotel saja. Dan masih ada lagi tambahan,bila sudah melahirkan dan sudah diijinkan pulang, si bayi yang baru lahir mendapatkan “hadiah” dari pemerintah ,sebesar 800 dollar atau kalau dirupiahkan sekitar 8 jutaan. Uang ini untuk dibelikan keperluan sang bayi. Konon kabarnya,sang ibu masih dapat lagi tunjangan.
Fasilitas ini tidak hanya untuk kaum wanita yang akan melahirkan,tetapi berlaku juga untuk umum. Syaratnya adalah memiliki “Medicare Card” -(Kartu Perawatan ). Tidak dibedakan,apakah sudah menjadi warna negara Australia atau tidak. Yang penting adalah memilki kartu perawatan.
NASIB BIDAN ITU SEPERTI LAMPU?
Sedang asyik mendengar putri kami bercerita dengan temannya, tiba tiba seorang wanita masuk keruangan. Pada awalnya saya tidak tahu apakah perawat atau bidan. Karena kalau dokter, ada name tag yang bertuliskan :”dokter”.
Ia cuma masuk sebentar,memeriksa ibu si bayi dan kemudian tersenyum:” Very good”.Kemudian berjalan keluar ruangan. Karena saya berdiri paling dekat pintu,wanita ini berbasa basi bertanya:” Keluarga anda?”
Bukan,jawab saya ,teman anak kami. Nah,karena ia mulai membuka pembicaraan,saya langsung bertanya:” Maaf,sudah berapa lama kerja disini?” Ternyata wanita ini bernama Stefany . Ia seorang bidan dan baru beberapa tahun kerja disini. Untuk malam ini tugasnya sudah selesai,karena sudah jam 7.00 malam.
Ternyata Stefany senang bergaul,karena masih melanjutkan ceritanya. Saya dulunya Bidan Independent. Melayani pesalinan untuk wanita wanita yang tinggal agak dipinggiran kota. Coba anda bayangkan,seorang wanita dengan anak yang masih kecil,kemudian harus masuk kerumah sakit ,karena mau melahirkan. Hal ini akan sangat merepotkan baginya. Sebenarnya melahirkan dirumah atau dirumah sakit ,sama amannya. Karena toh,kami bidan yang sudah lulu dari pendidikan kebidanan. Tapi belakangan,sewaktu Kevin Rudd masih jadi Perdana Menteri, melalui Menteri kesehatannya,dinyatakan bahwa melahirkan dirumah.dianggap ilegal. Bahkan sebagai tindak lanjutnya, pemerintah tidak akan memberikan bantuan untuk wanita wanita yang tetap masih melahirkan dirumah. Bahkan kalau terjadi sesuatu,asuransi tidak akan membayar klaim.
Sepertinya profesi bidan itu belum sepenuhnya dipercayai,sehingga harus berada dibawah kontrol rumah sakit dan dokter ahli kandungan.,lanjut Stefany,sambil memainkan kunci mobil dijari jari tangannya.(disinirata rata bidan memiliki mobil pribadi ).
Wah,ceritanya jadi panjang dan saya hanya mengiyakan saja,karena saya tidak tahu harus berkomentar apa.
Akhirnya,Stefany yang curhat mendadak ini,sadar bahwa ia sudah terlalu banyak bicara pada saya,padahal kenalpun baru beberapa menit. Namun,sebelum meninggalkan saya yang masih mikir mikir,Stefany masih menambahkan:” Anda tahu,bidan itu seperti lampu “(sambil jari telunjuknya menunjuk kelampu yang terang benderang). Kalau listrik padam,orang baru merasakan ,bahwa lampu itu penting…”
Kemudian pamitan:” Nice talking with you Effendi..bye..and see u…”.
Saya mencoba memahami kalimat terakhirnya dengan mengulangi dalam hati :” Bidan itu seperti lampu…. Kalau listrik padam,baru orang merasakan bahwa lampu itu penting….hmm…. (mungkin maksudnya, kalau pas istri mau melahirkan dan tidak ada bidan,baru orang merasakan bahwa bidan itu diperlukan? hmm ini hanya terjemahan saya saja. Saya tidak tahu,apakah hal ini yang dimaksudkan oleh Stefany?)
Nah,bagaimana nasib bidan di tanah air ? Apakah nasibnya sama dengan lampu juga? Sungguh ,saya tidak tahu jawabannya…dan saya juga tidak berhak menilai,apakah ungkapan ini pas atau tidak?
Catatan kecil:
Inti dari perayaan Hari Bidan Sedunia ini adalah untuk mengingatkan kita semuanya ,bahwa peran bidan sangat dibutuhkan oleh dunia. Berkat ketrampilannya,jutaan wanita dan bayi bisa diselamatkan. Hal ini patut mendapatkan apresiasi dari kita semuanya,termasuk pemerintah tentunya.
This is a very useful post, thanks for writing it. Keep writing and keep up the spirit. And may we always got the best guide in life.
BalasHapus